10 Mei 2013

Mencaci Guru (HP 2)

Kecanggihan teknologi informasi (IT) memberikan dampak yang sangat besar bagi keberlangsungan peradaban manusia, termasuk keberlangsungan tidurnya.”
(Aris Risnandar)

Dalam sebuah malam waktu-waktu itu, bahkan di bulan-bulan itu, saya jarang tidur di waktu malam. Paling-paling, saya tidur di jam 2 pagi dan harus bangun di jam 5 yang juga masih pagi. Bahkan tidak sama sekali. Jika mengingat artikel dalam sebuah Koran tentang tips dan trik awet muda, maka durasi tidur saya itu masih kurang 4-5 jam lagi. Kalo begitu, mungkinkah saya akan 4-5 tahun lebih tua dari umur saya yang tertanggal di KTP? Oh…semoga sebaliknya.

Itu bukan tanpa alasan, tapi soal kewajiban (sombong…haha). Sebagai penjaga rumah yang dijadikan kantor LSM, sebagai Office Boy (OB) dan sebagai cleaning servis-nya. Semua jabatan itu dilaksanakan disana, di rumah yang di sulap jadi kantor LSM yang depannya ada kolam yang berisi ikan Koi.

Dan hari itu, sebagai pemangku jabatan tadi, saya harus bergerak cepat, teliti, telaten tak lupa senyuman yang sudah manis meski tanpa tidur. Kenapa begitu? Ya karena pada waktu itu puluhan tamu yang punya relasi dengan LSM tempat saya bekerja akan nginep. Ada kepala desa, aktifis media, aktifis lingkungan, aktifis buruh migrant juga mahasiswa pegiat IT. Tidak hanya nginep, mereka rapat, mereka berkoordinasi mereka berkonsep untuk acara siang harinya selama 3 hari dalam rangka “Jagongan Media Rakyat”.

Menyediakan kasur, karpet dan tikar untuk tidurnya, menyediakan minuman dan makanan ringan atau berat untuk konsumsinya; itu sebagai OB. Membersihkan buat tidurnya, membersihkan bekas minum dan makannya, putung rokok dan sampah lainnya; itu sebagai cleaning servis. Menjaga barang-barangnya, sandal sampai kendaraannya; itu sebagai penjaga. Mata yang 2, tangan yang 2, kaki yang 2, pikiran dalam satu kepala harus focus kepadanya.

Dan akhirnya di jam 10 siang saya baru tertidur. Hooaam…..
Kring…..kring…. 5x… HP jadul disamping saya berbunyi.
Malas-malas saya liat. Tanpa nama. Itu artinya nomer baru. Jam di HP tertulis 11:24. Itu artinya saya baru tidur 1 jam lebih. Oh…

Saya bersuara: “hallo…”
HP bersuara: “waalaikumsalam… aduh kamana wae yeuh?” (itu bahasa sunda, artinya; aduh kemana aja nih?)

Mengingat lafal salamnya, tebakan saya langsung menyatakan bahwa itu si Rey. Rey teman saya yang sedikit susah diatur dan satu sekolah waktu di SMAN juga di kampus. Dia memang sering gonta-ganti nomer. Nggak apa-apa-lah ganggu tidur juga, siapa tau bisa pinjam duit sama dia, pikir saya dalam hati.
Agar dialognya lebih fokus, saya langsungkan aja ke bahasa Indonesia ya?...

Saya bersuara: “ada apa Rey?”
HP bersuara: “wah…wah… kemana aja nih mahasiswa abadi? Haha…” (sebagai pemberitahuan aja nih, waktu percakapan ini berlangsung, saya sudah di semester 14 dan dalam bayang-bayang DO)
Saya bersuara: “apa goblok? emang kamu udah lulus gitu? Judul skripsi aja belum di ACC haha…”
HP bersuara: “haha… ehh kamu dimana sekarang?”
Saya bersuara: “di Umbulharjo, ada apa sih?”
HP bersuara: “ya pengen tau aja kabar mahasiswa abadi… haha….”
Saya bersuara: “anjing… eh serius nih, ada apa Rey? Aku masih ngantuk. Apa kamu mau ngasih tambahan penghasilan? Atau pinjeman duit gitu? Haha…”
HP bersuara: “haha… kirain mahasiswa abadi itu nggak butuh duit”
Saya bersuara: “ah goblok kamu haha,… serius Rey?”
HP bersuara: “ngasih kerja dimana? Orang saya di Tasik haha…”
Saya bersuara: “maksudnya kamu lagi di Tasik gitu?”
HP bersuara: “iya mang dari waktu kamu sekolah disini, saya di Tasik ko”

Saya terdiam sejenak. Si Rey kan kuliah di Jogja? tapi ini bilang dari dulu di Tasik? Ini sebenarnya siapa sih? Sambil masih pegang HP, saya bergerak ambil air kran di samping kamar dan mengusapkannya ke muka.

HP bersuara: “hallo…hallo…”
Saya bersuara: “iya..iya… eia ini siapa sih?”
HP bersuara: “siapa hayo?haha…”

Terdiam lagi. Mengingat kembali suaranya. Plash back… wah rasa-rasanya saya ingat suara ini. Ini seperti guru saya yang ngajar Sejarah Islam waktu di SMAN. Adi Yoso Nuha kah? Guru saya asal NTT yang sudah fasih berbahasa sunda itu? Konfirmasi.

Saya bersuara: “ini kang Adi Yoso?”
HP bersuara: “haha… syukurlah kalo masih ingat haha…”
#$%*&@$#*


0 komentar:

Posting Komentar