Kemenangan timnas Indonesia secara berturut-turut hingga akhirnya mampu menembus babak final piala AFF 2010 merupakan magnet tersendiri ditengah-tengah keringnya prestasi persepakbolaan nasional. Oleh sebab itu, sangatlah wajar jika euforia tersebut dimeriahkan oleh masyarakat dengan berbagai cara diberbagai wilayah ditanah air.
Melihat perkembangan timnas saat ini, terdapat berbagai perbedaan dengan kondisi sebelumnya. Salah satu yang cukup menonjol adalah adanya pemain naturalisasi yang masuk dalam skuad timnas, yakni Cristhian Gonzales dan Irfan Bachdim. Kedua pemain ini merupakan orang pertama yang masuk dalam program naturalisasi sepanjang sejarah berdirinya timnas Indonesia.
Dibeberapa Negara, program naturalisasi bukanlah hal baru dalam dunia persepakbolaan. Negara-negara di Erofa yang memiliki kemajuan persepakbolaan dibandingkan Asia sudah lebih dulu menerapkan program ini. Salah satunya adalah Prancis yang menjuarai piala dunia 1998 dan Jerman yang menembus semifinal piala dunia 2010 kemarin. Sedangkan diwilayah Asia, ada Singapura yang kemudian menjelma menjadi Negara unggulan di ajang persepakbolaan Asia Tenggara.
Jika melihat kondisi timnas yang minim akan prestasi, program naturalisasi ini ibarat vitamin yang memberikan kesegaran dan kebugaran ditengah kekeringan prestasi tersebut. Keberadaan Gonzales dan Irfan yang memiliki skill diatas rata-rata tentunya akan menjadi figure, insfirasi atau pemicu bagi pemain murni Indonesia untuk lebih bagus lagi. Namun, layaknya vitamin dalam dunia medis, naturalisasi itupun hanya sebatas mengobati atau memberikan daya tahan dalam jangka waktu yang pendek. Dengan demikian, usaha-usaha untuk memajukan persepakbolaan nasional tidak bisa dengan hanya mengandalkan program naturalisasi.
Oleh sebab itu, ada berbagai faktor lain yang harus diperbaiki untuk membawa persepakbolaan nasional kearah yang lebih maju, salah satunya adalah faktor pembinaan.
Lahirnya bintang-bintang lapangan hijau tidak bisa dilepaskan dari proses pembinaan yang dilakukan sejak dini dengan pengelolaan yang baik dan berkelanjutaan. Lingkupnyapun tidak terfokus pada urusan fisik atau strategi semata, akan tetapi pembinaan ini harus juga memperhatikan pola konsumsi, psikologis sampai dengan IQ pemain.
Pembinaan yang baik tentunya harus ditunjang juga dengan penyelenggaraan kompetisi yang baik. Selama ini, masih banyak hal-hal yang harus diperbaiki dari penyelenggaraan kompetisi yang ada di Indonesia, seperti pengaturan jadwal pertandingan yang tidak merata disetiap minggunya, masalah profesionalisme wasit hingga kasus kemenangan titipan atau penyuapan untuk memenangkan sebuah pertandingan.
Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah soal infrastruktur. Masalah infrastruktur ini memang menjadi salah satu poin penilaian tersendiri untuk menentukan peringkat sebuah tim sepak bola di federasi sepak bola internasional (FIFA). Oleh sebab itu, FIFA melarang sebuah pertandingan dilangsungkan jika kondisi lapangan atau stadion tidak sesuai dengan standar yang ditentukan. Artinya, kelayakan sebuah lapangan akan menentukan boleh tidaknya sebuah pertandingan digelar.
Dalam dunia olahraga, khususnya sepak bola ada faktor lain yang mendukung lancarnya sebuah pertandingan, yakni faktor suporter atau pendukung. Keberadaan pemain kedua belas ini selain bisa memotivasi pemain dilapangan, mereka-pun bisa menjadi boomerang atau penghambat bagi kelancaran pertandingan. Akibat dari ulah supporter yang anarkis, pertandingan bisa saja di hentikan secara tiba-tiba, rusaknya sarana dan prasarana stadion bahkan sampai keluar stadion sampai perkelahian antar supporter. Dalam hal ini, supporter harus betul-betul memahami falsafah bahwa disetiap pertandingan pasti ada yang kalah dan yang menang. Pemahaman ini diharapkan bisa membimbing supporter menjadi pendukung yang beretioka, berbudaya dan bermartabat.
Euforia sepak bola nasional diharapkan tidak terjadi pada saat piala AFF 2010 saja. Akan tetapi, kondisi ini harus dijadikan momentum awal untuk kemajuan serta kebangkitan persepakbolaan nasional. Bravo sepak bola Indonesia!!!
0 komentar:
Posting Komentar